Pertumbuhan Penduduk
A. Pengertian Penduduk
Dalam arti sederhana, penduduk adalah sekelompok orang yang tinggal atau menempati suatu wilayah tertentu.
Kemudian pengertian penduduk secara umum adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara selama jangka waktu tertentu serta sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh peraturan negara.
Di Indonesia sendiri, seseorang atau kelompok bisa dikatakan penduduk jika sudah tinggal atau menetap di wilayah Indonesia selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi memiliki tujuan untuk menetap.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
1. Kelahiran (Fertilitas)
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran merupakan faktor alami. Kelahiran adalah bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian merupakan faktor alami. Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen atau berkurangnya penduduk pada suatu wilayah.
3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi merupakan faktor non-alami. Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Macam-macam pertumbuhan penduduk
1. Pertumbuhan Penduduk Alami
1. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
3. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dampak Pertumbuhan Penduduk:
- Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang.
- Semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll
- Angka pengangguran meningkat.
- Angka kesehatan masyarakat menurun.
- Angka kemiskinan meningkat.
- Pembangunan daerah semakin dituntut banyak.
- Ketersediaan pangan sulit.
- Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit.
- Angka kecukupan gizi memburuk.
- Muncul wanah penyakit baru
B. Migrasi
Migrasi adalah adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Macam – Macam Migrasi:
1. Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
– Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara
– Emigrasi: Keluarnya penduduk ke negara lain
– Remigrasi: Kembalinya Penduduk ke negara
– Emigrasi: Keluarnya penduduk ke negara lain
– Remigrasi: Kembalinya Penduduk ke negara
2. Migrasi Nasional adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Dibagi menjadi empat , yaitu:
– Urbanisasi: Perpindahan penduduk Dari Desa ke Kota
– Transmigrasi: Perpindahan penduduk Dari Pulau ke Pulau
– Ruralisasi: Perpindahan penduduk Dari Kota ke Desa
– Evakuasi: Perpindahan penduduk Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman, biasanya terjadi kerena bencana alam, peperangan, dll.
– Transmigrasi: Perpindahan penduduk Dari Pulau ke Pulau
– Ruralisasi: Perpindahan penduduk Dari Kota ke Desa
– Evakuasi: Perpindahan penduduk Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman, biasanya terjadi kerena bencana alam, peperangan, dll.
Faktor- faktor Penyebab Migrasi
Perpindahan penduduk merupakan langskah yang besar. Selain harus menyiapkan perjalanan panjang, penduduk yang pindah juga harus repot- repot mengeluarkan biaya, menyiapkan tempat tinggal yang baru, mengangkut barang- barang lama, hingga mengurusi segala administrasi yang ada di lingkungan baru. Karena sangat repot inilah maka orang- orang yang melakukan migrasi tidak sembarangan. Maksudnya, orang- orang yang melakukan migrasi merupakan orang- orang yang mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan tertentu, maka orang- orang tidak akan repot- repot melakukan migrasi. Setidaknya ada beberapa tujuan mengapa orang- orang melakukan migrasi. Tujuan- tujuan inilah yang menjadi penyebab dilakukannya migrasi. Beberapa penyebab terjadinya migrasi adalah sebagai berikut:
- Kurangnya lapangan pekerjaan
Salah satu penyebab atau pendorong terjadinya migrasi adalah alasan sedikitnya lapanagn pekerjaan yang ada di daerah asal. Semua orang bisa memenuhi kebutuhan hidup hanya jika mereka bekerja. Bekerja untuk mendapatkan uang dan bisa dibelanjakan kebutuhan sehari- hari. apabila di daerahnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan, lalu bagaimana seseorang bisa bekerja. Apabila di daerahnya menag tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan jika berwirausaha pun dirasa tidak cocok, maka seseorang akan melakukan migrasi. Migrasi ini tentu saja akan mencari tempat yang kiranya banyak tedapat lowongan kerja yang sesuai, atau mampu menjadi tempat starategis untuk menjalankan suatu usaha. Tak heran maka penduduk di Jawa banyak sekali yang migrasi ke luar jawa, hal ini karena luar Jawa belum mempunyai banyak pesaing, jadi jika seseorang membuka usaha di luar Jawa, dia akan mendapatkan untung yang lebih besar.
- Kepadatan penduduk
Alasan lainnya seseorang melakukan migrasi adalah karena adanya kepadatan penduduk yang terlalu padat di daerah asal. Kepadatan penduduk ini menyebabkan sesorang hidup kurang nyaman, banyak persaingan sehingga sebagian akan sulit mendapatkan pekerjaan. Karena sulit mendapatkan pekerjaan, maka banyak orang yang akan melakukan berbagai macam tindak kriminal. Selain itu masih banyak pula hal- hal yang dapat terjadi karena kepadatan penduduk yang berlebihan. Karena kelebihan penduduk inilah beberapa orang memutuskan untuk pindah ke daerah yang tidak terlalu padat. Selain akan mendapatkan suasana hidup yang baru, hal semacam ini juga sangat baik untuk mendukung program pemerataan penduduk.
- Sumber daya alam yang kurang
Sebagian penduduk yang berpindah ke tempat lain dikarenakan sumber daya alam yang kurang memadai. Misalnya saja di suatu tempat keadaan tanahnya gersang sehingga ketika ditanami tumbuhan maka tidak mudah tumbuh subur, atau karena keadaan tanah dan udaranya suatu tempat hanya mempunyai sumber daya alam yang sangat sedikit. hal ini akan menyulitkan apabila digunakan oleh sejumlah banyak orang. Beberapa orang mungkin tidak akan kebagian apabila jumlah sumber daya alam telah habis. Maka dari itulah daripada harus hidup dalam keterbatasan, seseorang mungkin akan lebih memilih pindah ke tempat lain yang memiliki sumber daya alam yang jumlahnya lebih banyak. Dengan demikian kebutuhan akan sumber daya alam tersebut menjadi terpenuhi.
- Keinginan memperbaiki taraf hidup
Sebagaian besar atau pada umunya alasan mengapa seseorang lebih memilih pindah tempat tinggal di daerah lain adalah karena alasan ekonomi. Salah satunya adalah keinginan untuk memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik. Hal ini biasanya dirasakan oleh warga desa, dimana ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sudah melamar namun tidak diterima karena persaingan yang ketat, namun lapangan kerjanya sedikit. karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan di desa, maka orang tersebut akan merantau ke kota dengan harapan segera memperoleh pekerjaan. Hal ini bukan hanya pendapat saja, namun fakta. Di Indonesia sendiri, fenomena seperti ini terjadi setiap tahun. Banyak orang dari desa akan pergi ke kota dengan tujuan mencari pekerjaan. Pada awalnya merantau, namun lama kelamaan ia akan mengajak keluarganya dan kemudian mencari tempat tinggal untuk menetap di kota dimana ia bekerja.
- Melanjutkan pendidikan
Tujuan lainnya adalah di bidang pendidikan. Keinginan untuk mendapatkan pendidikan bagus dan jenjang yang lebih tinggi membuat seseorang melakukan migrasi. Misalnya di luar Jawa fasilitas pendidikan belum lengkap, dan seseorang ingin melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Kebetulan jurusan yang diinginkan hanya ada di universitas di Jawa, maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan melakukan migrasi. Perpindahan penduduk yang termasuk migrasi, mempunyai minimal waktu sesingkat- singkatnya adalah enam bulan. Jadi, apabila seseorang pindah selama dia dalam proses pendidikan (artinya beberapa tahun) dan setelah lulus akan kembali lagi ke daerah asalnya, selama dia menetapnya lebih dari enam bulan, maka bisa dikatakan sebagai migrasi.
- Perbedaan pendapat dan politik
Ada pula beberapa penyebab masyarakat dalam melakukan migrasi karena hal yang negatif. Misalnya adalah karena seseorang memiliki perbedaan pendapat dengan orang lain atau sebagian besar masyarakat, seperti karena masalah politik, perbedaan partai yang diusung, calon presiden yaang didukung, atau yang lainnya yang menyebabkan masalah mengular dan tak kunjung selesai. Hal ini tentu akan menjadikan orang tersebut tertekan sehingga lebih memilih untuk meninggalkan daerah asal menuju ke daerah lainnya yang mana dia tidak akan merasa terancam. Atau daerah yang mempunyai pendapat yang sama dengannya. Meskipun sedikit berlebihan, namun hal seperti ini terkadang memang kita temui di negara kita.
- Hubungan sosial yang tidak baik
Masih karena hal yang tidak baik, seseorang bisa memutuskan untuk pindah ke tempat lain karena di tempat tinggalnya ia merasa mendapatkan ancaman atau tekanan sehingga membuat hidupnya tidak nyaman dan tidak tenang. Memang benar setiap masalah harus diselesaikan, namun apabila seseorang merasa tidak bisa menyelesaikan, terkadang ia lebih memilih untuk pergi dari tempat itu dan pindah ke tempat yang lainnya. Hal ini demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
- Alasan agama
Ada juga beberapa orang yang memilih pindah tempat tinggal dikarenakan urusan agama. Misalnya ditempat tinggalnya hak untuk memeluk keyakinan yang diinginkan kurang kuat, atau masyarakatnya terlalu fanatik sehingga tidak tenteram apabila seseorang itu tinggal di tempat tersebut. Hal semacam ini tampaknya sekarang lebih sering terjadi. Banyak bagian- bagian dari suatu agama yang melahirkan paham baru. Ketika seseorang ingin mengikuti paham tersebut, maka maksyarakat tidak mendukungnya, akibatnya sering terjadi pertengkaran. Nah untuk menghindari pertengkaran itu seseorang akan lebih baik berpindah ke tampat lain. Ada pula yang sengaja melakuakan migrasi ke tempat lain untuk tinggal dengan komunitas agama yang dianutnya, meskipun di tempat yang lama dia tidak mendapat masalah.
- Keadaan geografis yang tidak cocok
Keadaan geografis atau lingkungan yang kurang cocok juga menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan migrasi. Misalnya saja seseorang mempunyai penyakit asma yang akan kambuh apabila dia berada di udara yang dingin. Dan orang itu tinggal di lingkungan pegunungan yang udara paginya sangat dingin. Nah, kemungkinan orang tersebut tiap pagi akan menderita asma bisa saja terjadi. Dengan demikian, orang tersebut mungkin akan berfikir untuk pindah ditempat lain, dimana udara di sekitarnya tidak terlalu dingin. Selain itu, wilayah yang dikepung oleh hutan dengan jalan akses yang sulit juga akan memaksa sesorang untuk berfikir pindah ke tempat lain. Atau contoh yang lainnya.
- Pemerataan penduduk
Migrasi tak selamanya berasal dari keinginan penduduk. Adakalanya seseorang melakukan migrasi karena menjalankan program dari pemerintah. Misalnya pemerintah ingin memeratakan jumlah penduduk agar tidak terpusat di pulau Jawa. Untuk mencapai tujuan ini maka pemerintah harus mengambil penduduk dari pulau Jawa untuk dibawa ke luar Jawa. Hal ini bisa terealisasi apabila banyak warga masyarakat dari Pulau Jawa bersedia dipindahkan ke luar Jawa.
Nah, itulah beberapa tujuan orang melakukan migrasi, sekaligus menjadi faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi. Faktor- faktor tersebut beberapa karena harapan akan datangnya hal yang lebih baik, atau dikarenakan pengalaman yang kurang baik di tempat asalnya.
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan. Berikut adalah dampak dari Imigrasi:
- Dampak Positif dan Negatif Migrasi Internasional antara lain:
Dampak Positif Imigrasi:
– Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
– Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
– Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
– Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
– Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
– Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
– Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
Dampak Negatif Imigrasi
– Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
– Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
– Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
Dampak Positif Emigrasi
– Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
– Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
– Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
– Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
– Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
Dampak Negatif Emigrasi
– Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
– Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
– Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
2. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
Dampak Positif Transmigrasi
– Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
– Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
– Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
– Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa
sawit, karet, coklat dan lain-lain
– Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
– Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
– Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
– Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa
sawit, karet, coklat dan lain-lain
– Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
Dampak Negatif Transmigrasi
– Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran.
– Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
– Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
Dampak Positif Urbanisasi
– Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
– Mengurangi jumlah pengangguran di desa
– Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
– Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
– Perekonomian di kota semakin berkembang
– Mengurangi jumlah pengangguran di desa
– Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
– Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
– Perekonomian di kota semakin berkembang
Dampak Negatif Urbanisasi
– Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
– Produktivitas pertanian di desa menurun
– Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
– Meningkatnya pengangguran di kota
– Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
– Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
– Produktivitas pertanian di desa menurun
– Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
– Meningkatnya pengangguran di kota
– Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
– Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
- Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
- Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
- Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
- Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami ilmu pengtahuan dan filsafat. Kebudayaan Barat takbisa langsung diartikan kebudayaan yang datang dari barat. Budaya barat bukanlah sebuah istilah sebuah arah mata angin yaitu budaya pada bagian barat kita, melainkan sebuah istilah yang berawal dari kawasan eropa barat.
contoh kasus:
Negara Indonesia tersohor dengan budayanya yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, terutama dalam hal berpakaian. Hal tersebut tercermin dari para leluhur bangsa Indonesia pada zaman dahulu, terutama kaum wanitanya yang mempunyai ciri khas berpakaian sederhana dan sopan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, di era globalisasi sekarang ini, nilai-nilai tersebut seolah-olah mulai memudar. Banyak remaja dan tak sedikit pula orang dewasa yang cara berpakaiannya mengikuti kebudayaan barat, pakaian yang mempertontonkan aurat yang sangat tidak mencerminkan kebudayaan asli Indonesia. Saya sebagai salah satu remaja Indonesia yang menyaksikan dan mengalami langsung dampak dari kabudayaan barat ini tidak menepis kemungkinan untuk terkena dampaknya. Tetapi semua itu harus di imbangi dengan pengendalian diri dan memperkuat iman dan taqwa kepada Tuhan YME, agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam kebudayaan barat yang sedang melanda Negara Indonesia.
Sumber :
https://ekspektasia.com/pengertian-penduduk/
https://annisazainal.wordpress.com/tag/pengertian-pertumbuhan-penduduk/
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar