Kamis, 31 Mei 2018

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Individu, Keluarga dan Masyarakat

1. Individu

*individu

Individu adalah adalah organisme tunggal. Organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi ia bersifat bebas dan tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya.
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).



Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

*Keluarga

Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian Keluarga 
  • Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
  • Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
  • Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis). 

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :

  •   Unit terkecil dari masyarakat
  •   Terdiri atas 2 orang atau lebih 
  •   Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah 
  •   Hidup dalam satu rumah tangga 
  •   Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga 
  •   Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga 
  •   Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 
  •   Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 
  1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
  2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 
  3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Tugas-tugas Keluarga 
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi Keluarga 
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
  • Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
  • Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  • Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  • Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
  • Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  • Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
  • Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
  • Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
*Masyarakat 

Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
  • menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
  • menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
  • Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
  • Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :
  • Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
  • Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
  • Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.
*Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat

Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.

1. Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. 
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

2. Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.

3. Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.

4. Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat. 

*Urbanisasi
-Definisi Urabanisasi
Urbanisasi merupakan proses dimana adanya peningkatan proporsi penduduk yang tinggal diperkotaan.Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa kekota. Urbanisasi merupakan masalah yang cukup serius bagi kita semua.persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan dan lain sebagainya tentu adalah sesuatu masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya. Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal didaerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa kekota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikatagorikan menjadi dua macam:
  1. Migrasi penduduk yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota dengan tujuan untuk tinggal menetap dikota
  2. Mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk yang bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah/ pergi kekota dari desa seorang biasanya harus mendapatkan pengaruh kuat dalam bentuk ajakan informasi media massa impian pribadi,terdesak kebutuhan ekonomi dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong memaksa atau faktor mendorong seseorang untuk urbanisasi maupun dalam bentuk menarik perhatian atau penarik

Menurut tokoh sosiologi

Prof. Dr. Herlianto, ahli sosiologi Indonesia, mengatakan bahwa urbanisasi adalah suatu proses pertumbuhan daerah pertanian atau pedesaan menjadi perkotaan, bertumbuh dalam berbagai macam segi, misalnya, dalam segi keterampilan, gaya atau style, ekonomi, sehingga desa pun tumbuh menjadi perkotaan.
De GOEDE, ahli sosiologi Belanda, menyatakan bahwa pengertian urbanisasi dibagi menjadi empat yakni :
1. Arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pindahnya penduduk desa dari desa ke kota dengan berbagai macam masalah yang dihadapi
2.  Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. Semakin banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja di sekto pertanian
3. Tumbuhnya pemukiman-pemukiman menjadi kota. Pemukiman-pemukiman yang dibuat oleh masyarakat, semakin bertumbuh juga bisa disebut urbanisasi
4. Pengaruh kota dipedesaan sangat besar pada bidang sosial, politik, dan budaya. Pengaruh pada bidang politik, sosial, dan budaya yang sangat besar di pedesaan bisa kita sebut juga sebagai urbanisasi.
-Faktor-faktor penyebab terjadinya urbanisasi
Faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab adanya urbanisasi yaitu:
  1. Faktor Penarik (Pull Factors)
Alasan orang desa melakukan migrasi atau pindah ke kota didasarkan atas beberapa alasan, yaitu:
  • Lahan pertanian yang semakin sempit.
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya. Rasa jenuh atau merasa tertekan dengan peraturan-peraturan budaya di daerah membuat imigran memutuskan pindah ke jakarta mengharapkan adanya keleluasaan dalam menjalani kehidupannya.
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa. Minimnya lapangan pekerjaan di desa membuat para
  • Terbatasnya sarana dan prasarana di desa. Kurang tersedianya sarana dan prasana di pedasaan memaksa orang desa untuk berpindah ke kota agar mudah mendapakat fasilitas sarana dan prasana yang lebih mudah di dapat dan lebih lengkap dari pada di desa. Misalnya sarana hiburan yang belum memadai di desa sedangkan kan di Jakarta banyak Mall dan tempat hiburan yang dapat di jangkau dengan mudah.
  • Diusir dari desa asal, sehingga ke kota menjadi tujuan. Diusir dari desa hal ini biasanya jarang terjadi, walaupun ada tapi hanya sedikit yang menjadikan alasan urbanisasi karena diusir dari asalnya. Apabila seseorang/ keluarga di usir biasanya seseorang/keluarge tersebut melakukan kesalahan yang menyeabkan kerugian terhadap penduduk desa.
  • Memiliki impian kuat menjadi orang kaya, karena tingkat upah di kota lebih tinggi. Penduduk  pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya Ketimpangan pembangunan daerah perdesaan dengan daerah perkotaan sangat tidak berimbang yang mengakitbatkan kurangnya peralatan dan perkembangan teknologi di desa.
  • Melanjutkan sekolah, karena di desa fasilitas atau mutunya kurang. Keadaan pembangunan pendidikan di desa yang kurang memadai membuat para orang tua murid memutuskan untuk mensekolahkan anak mereka ke kota dengan harapan dapat mendapatkan ilmu dan fasilitas yang memadai bagi proses belajar pembelajaran anak mereka.
  • Pengaruh cerita orang atau keluarga  bahwa hidup di kota Jakarta mudah untuk mencari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan. Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek, tukang sngat menjanjikan untuk hidup. Padahal tidak semuanya yang datang ke Jakarta mendapatkan pekerjaan. Para peruraban harus mempunyai keahlian khusus agar dapat diterima bekerja di jakarta.
  • Kebebasan pribadi lebih luas. Kebebasan disini bukannya bebas melakukan apa saja akan tetapi bebas dalam konteks ini adalah dapat melakukan aktivitas sesuai dengan keinginan kita tanpa harus manaati pertaturan-peraturan yang ada di desa. Tetapi masih dalam hal yang wajar dan mengikuti dari peraturan dari pemerintah.
  • Adat atau adanya tolenransi antar agama . Jakarta menjadi tempat berkumpulan para migran yang berpindah dari berbagai daerah, agama, suku. Karena itu budaya adat dari daerah tersebut  tidak begitu kental lagi di jakarta. Saling menghormati agama orang lain tidak menggangu satu sama lain merupakan kunci dari toleransi itu sendiri.
  1. Faktor Pendorong (Push Factors)
Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong timbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:
  • Keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis (tidak mengalami perubahan yang sangat lambat). Hal ini bisa terjadi karena adat istiadat yang masih kuat atau pun pengaruh agama.
  • Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
  • lapangan kerja yang hampir tidak ada karena sebagian besar hidup penduduknya hanya bergantung dari hasil pertanian pendapatan yang rendah yang di desa
  • keamanan yang kurang
  • Fasilitas pendidikan sekolah atau pun perguruan tinggi yang kurang berkualitas.
Kebanyakan dari pelajar di desa berpindah sekolah/ kuliah di jakarta karena fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di jakarta lebih baik dan menggunakan teknologi yang memadai di bandingkan dengan di desa asal mereka.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang
-Keuntungan Urbanisasi
Segala sesuatu, memiliki keuntungan yang banyak maupun kekurangan yang banyak pula, akan tetapi keuntungan dapat menutupi kekurangan. Begitu juga urbanisasi, urbanisasi memiliki keuntungan yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa maupun masyarakat kota. Keuntungannya sebagai berikut :
  1. Memodernisasikan Warga Desa.
Keidentikan warga desa sebagai masyarakat tradisional yang gagap akan teknologi dapat di hilangkan dengan melakukan urbanisasi, modern dalam ilmu pengetahuan, dan kebiasaan masyarakat dikota. Urbanisasi dikatakan dapat memodernkan warga desa, karena masyarakat desa tidak ingin ketinggalan zaman di kota besar.
Pengertian modernisasi warga pedesaan tidak semata-mata dalam arti fisik, seperti misalnya membangun fasilitas perkotaan, namun membangun penduduk pedesaan sehingga memiliki ciri-ciri modern penduduk perkotaan. Dalam hubungan inilah lahir konsep urbanisasi pedesaan Konsep urbanisasi pedesaan mengacu pada kondisi di mana suatu daerah secara fisik masih memiliki ciri-ciri pedesaan yang kental, namun karena ciri penduduk” yang hidup didalamnya sudah menampakkan sikap maju dan mandiri, seperti antara lain mata pencaharian lebih besar di nonpertanian, sudah mengenal dan memanfaatkan lembaga keuangan, memiliki aspirasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan, dan sebagainya, sehingga daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai daerah perkotaan.
  1. Menambah Pengetahuan Warga Kota
Menambah pengetahuan akan sesuatu yang belum pernah diketahui, seperti cara mengobati tradisional, misalnya warga kota yang tidak punya uang untuk berobat, dapat meminta tolong kepada warga desa untuk membuatkan obat-obat tradisional, yang dapat menyembuhkan penyakitnya tanpa biaya yang lebih.
  1. Menjalin kerja sama yang baik antar warga suatu daerah.
Rata-rata penduduk di jakarta adalah imigran dari seluruh  daerah di Indonesia sehingga warga asli jakarta pun tidak terlalu banyak. Biasanya dalam suatu perkumpulan masyarakat daerah atau paguyuban daerah tertentu mengadakan acra yang bersifat silahturahmi dan mempererat kerjasama antar sesama daerah asal mereka ataupun dengan masyarakat daerah lain.
  1. Menyeimbangkan masyarakat kota dengan masyarakat desa
-Dampak-dampak Urbanisasi
Dibawah ini ada beberapa dampak dari terjadinya urbanisasi. Ada beberapa dampak positif yang dihasilkan oleh Urbanisasi, yaitu:
  • Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Kota memerlukan banyak sekali tenaga kerja di bidang industri, transportasi, perdagangan jasa, dan lain-lain. Dengan adanya urbanisasi kebutuhan tenaga kerja dengan sendirinya dapat terpenuhi.
  • Meningkatnya aktifitas perekonomian kota. Kota bertambah ramai, perdagangan semakin meningkat, kehidupan di kota semakin berkembang dengan banyaknya pendatang-pendatang baru dari luar kota.
  • Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Dengan meningkatnya jumlah penduduk kota, diperlukan banyak fasilitas untuk melayani kebutuhan masyarakat sehingga kesempatan membuka usaha baru terbuka lebar seperti usaha bengkel, transportasi, warung, tukang pangkas rumput, dan sebagainya.
  • Meningkatnya tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota. Orang-orang desa yang telah berhasil di kota, banyak di antara mereka yang mengirimkan sebagian dari penghasilannya ke desa untuk inventasi maupun untuk membangun desanya. Hal ini berarti urbanisasi dapat membawa dampak positif bagi pembangunan desa.
  • Dapat meningkatkan taraf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa. Jumalah penduduk desa yang sebelumnya tidak sebanding dengan lapangan kerja yang ada, dengan urbanisasi jumalah penduduk desa semakin berkurang. Denagn demikian penduduk yang tinggal di desa, dapat lebih mudah bekerja, misalnya dengan mengelolah lahan yang ada.
  • Terjadinya percampran antara budaya desa dan kota sehingga antara orang desa dan orang kota akan saling menyerap kebudayaan yang baik di antara keduanya.
  • Terjadinya hubungan kekeluargaan yang lebih erat antara orang desa dengan orang kota.
  • Kota mendapatkan pasokan tenaga kerja yang murah untuk pembangunan, teutama untuk tenaga kasar yang biasanya enggan dikerjakan penduduk kota.
  • Mengurangi pengangguran dan kepadatan penduduk di desa.
Pasti ada dampak dari suatu hal yang berlebihan begitu pula overloadnya Jakarta. Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya penduduk Jakarta mengakibatkan;
  1. Sifat Konsumtif.
Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, tetapi juga untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar.
  1. Kekumuhan kota.
Hal ini bisa terjadi karena terlalu banyaknya imigran yang datang ke jakarta tidak dapat membangun rumah yang layak yang pada akhirnya mereka membuat tempat tinggal di tanah-tanah milik negara misalnya di bantaran kali, dipinggiran rel, dibawah kolong jembatan yang sebernarnya hal tersebut hanya memperburuk tata kota di jakarta.
Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami perubahan dengan banyaknya urbanisasi. Urban yang mendirikan pemukiman liar di pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalan-jalan bisa merusak sarana dan prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya digunakan oleh pedestrian justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban. Hal ini menyebabkan trotoar tersebut menjadi kotor dan rusak sehingga tidak berfungsi lagi.
  1. Kemacetan lalu lintas.
Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota..
  1. Kriminalitas yang tinggi.
Kepergian penduduk desa ke kota untuk mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai keterampilan tertentu yang dibutuhkan di kota. Namun, kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani.
Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh harian, penjaga malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, masalah pedagang kaki lima dan pekerjaan lain yang sejenis.
Hal ini akhrtnya akan meningkatkan jumlah pengangguran di kota yang menimbulkan kemiskinan dan pada akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, orang orang akan nekat melakukan tindak kejahatan seperti mencuri, merampok bahkan membunuh. Ada juga masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya, tunawisma, dan tunasusila.
  1. Struktur kota yang berantakan.
Membeludaknya penduduk yang migrasi ke jakarta membuat struktur kota yang telah disusun secara rapih menjadi berantakan akibat tidak seimbangnya antara struktur yang ada dengan penduduk yang bertambah.
  1. Menambah polusi di daerah perkotaan.
Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pemcemaran seperti polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia. Ekologi di daerah kota tidak lagi terdapat keseimbangan yang dapat menjaga keharmonisan lingkungan perkotaan.
  1. Isu Jakarta tenggelam.
Banyak nya penduduk dan bangunan bertingkat yang menimbulkan isu bahwa kota jakarta akan teggelam karena tidak dapat lagi menanpung beban yang  melebihi kapasistas d. Isu ini masi belum di ketahui kebenarannya tapi hal ini bisa terjadi bila tidak adanya pembenahan yang dilakukan pemerintah secar serius.
  1. Banjir atau bencana alam.
Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai atau kali untuk mendirikan bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang mereka. Hal ini tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak bisa menampung air hujan lagi.
  1. Pelebaran kota dengan tata kota yang tidak baik.
Daya tampung penduduk dengan luas kota jakarta tidak berimbang sehingga mmbuat perluasan kota yang tidak terorganisir dengan baik.
  1. Melonjaknya sector informal.
  1. terjadinya kemerosotan kota.
  1. Pengembangan industry yang menghasilkan limbah.
Pengembangan industri di ibukota dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk para imigran namun di lain pihak pembangunan pabrik industri dapat mengahasilkan limbah yang berlebih. Seharusnya pihak dari pabrik dan pemerintah dapat merundingkan bagaimana cara agar limbah pabrik atau industri tersbut tidak mencemarkan lingkungan di sekitar pabrik.
dampak negatif terhadap desa yang di tinggal :
  • Terhambatnya pembangunan desa karena desa kekurangan tenaga kerja sumber daya manusia . Biasanya, orang-orang muda yang pindah ke kota merupakan orang-orang muda yang berpendidikan yang mencari pekerjaan di Jakarta padahal sangat dibutuhkan potensinya untuk membangun desa menjadi lebih baik. Contohnya saja seorang sarjana pendidikan mereka lebih memilih menjadi guru dijakarta karena tunjangan dan fasilitas yang diberikan dijakarta lebih lengkap dari pada di desa. Akan tetapi hal tersebut membuat perkembangan pendiidkna di desa tidak dapat berjalan dengan baik.
  • Akibat dari yang pertama di atas akan berdampak lebih lanju tterhadap menurunnya produktifitas sector pertanian yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat desa. Kekuranggan sumber daya yang berkualitas membuat para petani hanya menggunakan sumber daya dan teknologi seadaya dalam sektor pertanian dan produksinya tidak sebanyak bila menggunakan orang-orang yang berkompeten dalam bidang pertanian.
  • Masuknya budaya kota yang kurang baik ke desa, seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, dan lain-lain
-Cara mengatasi agar tidak terjadi urbanisasi
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa , adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:
  • intensifikasi pertanian
  • mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga Berencan
  • memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan
  • program pelaksanaan transmigrasi.
  • penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah
  • pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa
  • pemberdayaan potensi utama desa perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah
    Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang berperan adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benarbenar berorientasi pada kepentingan warganya.
Tapi bukan berarti pemerintah daerah saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat kebijakan lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya ekonomi. Arus balik ialah fenomena tahunan. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik untuk mengantisipasi meledaknya jumlah penduduk perkotaan dengan segala macam persoalannya.

sumber :
https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/urbanisasi
http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/pengertian-individu-keluarga-dan.html

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Pertumbuhan Penduduk

A. Pengertian Penduduk

Dalam arti sederhana, penduduk adalah sekelompok orang yang tinggal atau menempati suatu wilayah tertentu.

Kemudian pengertian penduduk secara umum adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara selama jangka waktu tertentu serta sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh peraturan negara.

pengertian penduduk
telegraph.co.uk

Di Indonesia sendiri, seseorang atau kelompok bisa dikatakan penduduk jika sudah tinggal atau menetap di wilayah Indonesia selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi memiliki tujuan untuk menetap.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran merupakan faktor alami. Kelahiran adalah bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian merupakan faktor alami. Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen atau berkurangnya penduduk pada suatu wilayah.
3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi merupakan faktor non-alami. Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Macam-macam pertumbuhan penduduk
1. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
3. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dampak Pertumbuhan Penduduk:
  1. Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang.
  2. Semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll
  3. Angka pengangguran meningkat.
  4. Angka kesehatan masyarakat menurun.
  5. Angka kemiskinan meningkat.
  6. Pembangunan daerah semakin dituntut banyak.
  7. Ketersediaan pangan sulit.
  8. Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit.
  9. Angka kecukupan gizi memburuk.
  10. Muncul wanah penyakit baru
B. Migrasi
Migrasi adalah adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Macam – Macam Migrasi:


1. Migrasi Internasional adalah  perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :

– Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara
– Emigrasi: Keluarnya penduduk ke negara lain
– Remigrasi: Kembalinya Penduduk ke negara

2. Migrasi Nasional adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Dibagi menjadi empat , yaitu:
– Urbanisasi: Perpindahan penduduk Dari Desa ke Kota
– Transmigrasi: Perpindahan penduduk Dari Pulau ke Pulau
– Ruralisasi: Perpindahan penduduk Dari Kota ke Desa
– Evakuasi: Perpindahan penduduk Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman, biasanya terjadi kerena bencana alam, peperangan, dll.

Faktor- faktor Penyebab Migrasi

Perpindahan penduduk merupakan langskah yang besar. Selain harus menyiapkan perjalanan panjang, penduduk yang pindah juga harus repot- repot mengeluarkan biaya, menyiapkan tempat tinggal yang baru, mengangkut barang- barang lama, hingga mengurusi segala administrasi yang ada di lingkungan baru. Karena sangat repot inilah maka orang- orang yang melakukan migrasi tidak sembarangan. Maksudnya, orang- orang yang melakukan migrasi merupakan orang- orang yang mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan tertentu, maka orang- orang tidak akan repot- repot melakukan migrasi. Setidaknya ada beberapa tujuan mengapa orang- orang melakukan migrasi. Tujuan- tujuan inilah yang menjadi penyebab dilakukannya migrasi. Beberapa penyebab terjadinya migrasi adalah sebagai berikut:

  1. Kurangnya lapangan pekerjaan
Salah satu penyebab atau pendorong terjadinya migrasi adalah alasan sedikitnya lapanagn pekerjaan yang ada di daerah asal. Semua orang bisa memenuhi kebutuhan hidup hanya jika mereka bekerja. Bekerja untuk mendapatkan uang dan bisa dibelanjakan kebutuhan sehari- hari. apabila di daerahnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan, lalu bagaimana seseorang bisa bekerja. Apabila di daerahnya menag tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan jika berwirausaha pun dirasa tidak cocok, maka seseorang akan melakukan migrasi. Migrasi ini tentu saja akan mencari tempat yang kiranya banyak tedapat lowongan kerja yang sesuai, atau mampu menjadi tempat starategis untuk menjalankan suatu usaha. Tak heran maka penduduk di Jawa banyak sekali yang migrasi ke luar jawa, hal ini karena luar Jawa belum mempunyai banyak pesaing, jadi jika seseorang membuka usaha di luar Jawa, dia akan mendapatkan untung yang lebih besar.
  1. Kepadatan penduduk
Alasan lainnya seseorang melakukan migrasi adalah karena adanya kepadatan penduduk yang terlalu padat di daerah asal. Kepadatan penduduk ini menyebabkan sesorang hidup kurang nyaman, banyak persaingan sehingga sebagian akan sulit mendapatkan pekerjaan. Karena sulit mendapatkan pekerjaan, maka banyak orang yang akan melakukan berbagai macam tindak kriminal. Selain itu masih banyak pula hal- hal yang dapat terjadi karena kepadatan penduduk yang berlebihan. Karena kelebihan penduduk inilah beberapa orang memutuskan untuk pindah ke daerah yang tidak terlalu padat. Selain akan mendapatkan suasana hidup yang baru, hal semacam ini juga sangat baik untuk mendukung program pemerataan penduduk.
  1. Sumber daya alam yang kurang
Sebagian penduduk yang berpindah ke tempat lain dikarenakan sumber daya alam yang kurang memadai. Misalnya saja di suatu tempat keadaan tanahnya gersang sehingga ketika ditanami tumbuhan maka tidak mudah tumbuh subur, atau karena keadaan tanah dan udaranya suatu tempat hanya mempunyai sumber daya alam yang sangat sedikit. hal ini akan menyulitkan apabila digunakan oleh sejumlah banyak orang. Beberapa orang mungkin tidak akan kebagian apabila jumlah sumber daya alam telah habis. Maka dari itulah daripada harus hidup dalam keterbatasan, seseorang mungkin akan lebih memilih pindah ke tempat lain yang memiliki sumber daya alam yang jumlahnya lebih banyak. Dengan demikian kebutuhan akan sumber daya alam tersebut menjadi terpenuhi.
  1. Keinginan memperbaiki taraf hidup
Sebagaian besar atau pada umunya alasan mengapa seseorang lebih memilih pindah tempat tinggal di daerah lain adalah karena alasan ekonomi. Salah satunya adalah keinginan untuk memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik. Hal ini biasanya dirasakan oleh warga desa, dimana ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sudah melamar namun tidak diterima karena persaingan yang ketat, namun lapangan kerjanya sedikit. karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan di desa, maka orang tersebut akan merantau ke kota dengan harapan segera memperoleh pekerjaan. Hal ini bukan hanya pendapat saja, namun fakta. Di Indonesia sendiri, fenomena seperti ini terjadi setiap tahun. Banyak orang dari desa akan pergi ke kota dengan tujuan mencari pekerjaan. Pada awalnya merantau, namun lama kelamaan ia akan mengajak keluarganya dan kemudian mencari tempat tinggal untuk menetap di kota dimana ia bekerja.
  1. Melanjutkan pendidikan
Tujuan lainnya adalah di bidang pendidikan. Keinginan untuk mendapatkan pendidikan bagus dan jenjang yang lebih tinggi membuat seseorang melakukan migrasi. Misalnya di luar Jawa fasilitas pendidikan belum lengkap, dan seseorang ingin melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Kebetulan jurusan yang diinginkan hanya ada di universitas di Jawa, maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan melakukan migrasi. Perpindahan penduduk yang termasuk migrasi, mempunyai minimal waktu sesingkat- singkatnya adalah enam bulan. Jadi, apabila seseorang pindah selama dia dalam proses pendidikan (artinya beberapa tahun) dan setelah lulus akan kembali lagi ke daerah asalnya, selama dia menetapnya lebih dari enam bulan, maka bisa dikatakan sebagai migrasi.
  1. Perbedaan pendapat dan politik
Ada pula beberapa penyebab masyarakat dalam melakukan migrasi karena hal yang negatif. Misalnya adalah karena seseorang memiliki perbedaan pendapat dengan orang lain atau sebagian besar masyarakat, seperti karena masalah politik, perbedaan partai yang diusung, calon presiden yaang didukung, atau yang lainnya yang menyebabkan masalah mengular dan tak kunjung selesai. Hal ini tentu akan menjadikan orang tersebut tertekan sehingga lebih memilih untuk meninggalkan daerah asal menuju ke daerah lainnya yang mana dia tidak akan merasa terancam. Atau daerah yang mempunyai pendapat yang sama dengannya. Meskipun sedikit berlebihan, namun hal seperti ini terkadang memang kita temui di negara kita.
  1. Hubungan sosial yang tidak baik
Masih karena hal yang tidak baik, seseorang bisa memutuskan untuk pindah ke tempat lain karena di tempat tinggalnya ia merasa mendapatkan ancaman atau tekanan sehingga membuat hidupnya tidak nyaman dan tidak tenang. Memang benar setiap masalah harus diselesaikan, namun apabila seseorang merasa tidak bisa menyelesaikan, terkadang ia lebih memilih untuk  pergi dari tempat itu dan pindah ke tempat yang lainnya. Hal ini demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
  1. Alasan agama
Ada juga beberapa orang yang memilih pindah tempat tinggal dikarenakan urusan agama. Misalnya ditempat tinggalnya hak untuk memeluk keyakinan yang diinginkan kurang kuat, atau masyarakatnya terlalu fanatik sehingga tidak tenteram apabila seseorang itu tinggal di tempat tersebut. Hal semacam ini tampaknya sekarang lebih sering terjadi. Banyak bagian- bagian dari suatu agama yang melahirkan paham baru. Ketika seseorang ingin mengikuti paham tersebut, maka maksyarakat tidak mendukungnya, akibatnya sering terjadi pertengkaran. Nah untuk menghindari pertengkaran itu seseorang akan lebih baik berpindah ke tampat lain. Ada pula yang sengaja melakuakan migrasi ke tempat lain untuk tinggal dengan komunitas agama yang dianutnya, meskipun di tempat yang lama dia tidak mendapat masalah.
  1. Keadaan geografis yang tidak cocok
Keadaan geografis atau lingkungan yang kurang cocok juga menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan migrasi. Misalnya saja seseorang mempunyai penyakit asma yang akan kambuh apabila dia berada di udara yang dingin. Dan orang itu tinggal di lingkungan pegunungan yang udara paginya sangat dingin. Nah, kemungkinan orang tersebut tiap pagi akan menderita asma bisa saja terjadi. Dengan demikian, orang tersebut mungkin akan berfikir untuk pindah ditempat lain, dimana udara di sekitarnya tidak terlalu dingin. Selain itu, wilayah yang dikepung oleh hutan dengan jalan akses yang sulit juga akan memaksa sesorang untuk berfikir pindah ke tempat lain. Atau contoh yang lainnya.
  1. Pemerataan penduduk
Migrasi tak selamanya berasal dari keinginan penduduk. Adakalanya seseorang melakukan migrasi karena menjalankan program dari pemerintah. Misalnya pemerintah ingin memeratakan jumlah penduduk agar tidak terpusat di pulau Jawa. Untuk mencapai tujuan ini maka pemerintah harus mengambil penduduk dari pulau Jawa untuk dibawa ke luar Jawa. Hal ini bisa terealisasi apabila banyak warga masyarakat dari Pulau Jawa bersedia dipindahkan ke luar Jawa.
Nah, itulah beberapa tujuan orang melakukan migrasi, sekaligus menjadi faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi. Faktor- faktor tersebut beberapa karena harapan akan datangnya hal yang lebih baik, atau dikarenakan pengalaman yang kurang baik di tempat asalnya.
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan. Berikut adalah dampak dari Imigrasi:
  1. Dampak Positif dan Negatif Migrasi Internasional antara lain:
             Dampak Positif Imigrasi:
– Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
– Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
– Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
– Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
            Dampak Negatif Imigrasi
– Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
– Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
            Dampak Positif Emigrasi
– Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
– Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
– Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
            Dampak Negatif Emigrasi
– Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
– Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
2. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
           Dampak Positif Transmigrasi
– Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
– Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
– Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
– Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa
 sawit, karet, coklat dan lain-lain
– Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
           Dampak Negatif Transmigrasi
– Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran.
– Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
           Dampak Positif Urbanisasi
– Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
– Mengurangi jumlah pengangguran di desa
– Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
– Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
– Perekonomian di kota semakin berkembang
           Dampak Negatif Urbanisasi
– Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
– Produktivitas pertanian di desa menurun
– Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
– Meningkatnya pengangguran di kota
– Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
– Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
  • Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
  • Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.

Ciri – ciri zaman batu muda :

1.  Mulai menetap dan membuat rumah

2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
3.  Bertani
4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
  • Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
  • Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami ilmu pengtahuan dan filsafat. Kebudayaan Barat takbisa langsung diartikan kebudayaan yang datang dari barat. Budaya barat bukanlah sebuah istilah sebuah arah mata angin yaitu budaya pada bagian barat kita, melainkan sebuah istilah yang berawal dari kawasan eropa barat.
contoh kasus:
Negara Indonesia tersohor dengan budayanya yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, terutama dalam hal berpakaian. Hal tersebut tercermin dari para leluhur bangsa Indonesia pada zaman dahulu, terutama kaum wanitanya yang mempunyai ciri khas berpakaian sederhana dan sopan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, di era globalisasi sekarang ini, nilai-nilai tersebut seolah-olah mulai memudar. Banyak remaja dan tak sedikit pula orang dewasa yang cara berpakaiannya mengikuti kebudayaan barat, pakaian yang mempertontonkan aurat yang sangat tidak mencerminkan kebudayaan asli Indonesia. Saya sebagai salah satu remaja Indonesia yang menyaksikan dan mengalami langsung dampak dari kabudayaan barat ini tidak menepis kemungkinan untuk terkena dampaknya. Tetapi semua itu harus di imbangi dengan pengendalian diri dan memperkuat iman dan taqwa kepada Tuhan YME, agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam kebudayaan barat yang sedang melanda Negara Indonesia.

Sumber :

https://ekspektasia.com/pengertian-penduduk/
https://annisazainal.wordpress.com/tag/pengertian-pertumbuhan-penduduk/

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/migrasi
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan-di-indonesia/